28 June 2009

Transformer 2 Revenge of the fallen review



Beri michael bay 200 juta dollar, apa yang kalian dapat?! Transformer 2, itu kata salah satu pembaca berita, lalu apa kata henry yuono mengenai transformer 2 revenge of the fallen
Cerita = biasa saja
Akting = biasa saja
Visual Efek = Maut Banget
Musik = Asyik
Genre = Campur, drama komedi thriller
Megan Fox = Seksi

Begitulah, setelah ngantri beli tiket dan dapet di tempat duduk agak tengah rupanya, menonton transformer memuaskan secara keseluruhan. si Bay bisa membawa kita untuk di tingkat tegang terus dan membawa maha visual efeknya lebih dari sekedar transformer 1 bawakan. saya pikir, transformer bila terus menerus mengandalkan visual efek, akan membosankan, tetapi di transformer 2 ini,Bay membawa kita dengan tim visual efeknya ke tingkat selanjutnya,a must see movie.

26 June 2009

Kematian Harrison Ford dan Jeff Goldblum Hanyalah Bohongan


Setelah begitu ramai dicari orang orang amerika untuk dilihat beritanya di internet, salah satu sumber di internet Sudah mengkonfirmasi bahwa kematian Harrison Ford dan JeffGoldblum hanyalah Bohongan. Hari ini hanya untuk Michael Jackson dan Farah Fawcett saja. Habis sudah berita untuk hari ini, jangan ada lagi berita duka.
saya dan Ritmic Traumatic Band mengucapkan Turut Berduka Cita untuk kematian Michael Jackson dan Farah Fawcett

2 artis yang menyusul setelah Michael Jackson, Apakah Benar?!


Duka menyelimuti keluarga Michael Jackson dan fans2 yang telah ditinggalkan oleh orang yang menyandang gelar the King of Pop ini. Pagi-pagi setelah minum kopi,dan online, eh.......ternyata beritanya langsung nongol di mana2. Tetapi yang menarik saya bukanlah kematian Michael Jackson, tetapi kabar lain yang langsung menyebar setelah kematiannya, yaitu kematian Jeff Goldblum, Harrison Ford, Farah Fawcett. Wah2, ini rumor atau bukan, coba pembaca silahkan mencari2 info tentang ini, kita menikmati saja.

23 June 2009

Chris Brown dinyatakan Bersalah telah memukul Rihanna

Wow, the story gets faster on the internet. finally,Chris Brown, pled guilty of beating Rihanna. According to sources in the internet, Chris brown will be sentenced to probation of 5 years and doing social worj for approximately 1400 hours. Its ok Chris, people made mistake, but everybody should still get the consequences

Translation
Wow, beritanya semakin cepat menyebar di internet, akhirnya Chris Brown dinyatakan bersalah telah memukul Rihanna. Menurut beberapa sumber di internet, Chris Brown dihukum dengna masa percobaan 5 tahun dan hukuman bekerja sosial selama kurang lebih 1400 jam.
well, akhirnya,chris mengaku bersalah juga. Its ok Chris, people made mistake, but everybody should still get the consequences

18 June 2009

Sexy Baby on Board ! Gambar bayi seksi



This is one hell of a sexy baby, a picture that all of you must see and give comments about it.
Just a light refreshments for all of you browsers.

15 June 2009

Hiburan di tengah-tengah masalah Indonesia


Selagi di tengah-tengah masalah yang terus mendera Indonesia antara lain Pesaawt/Helikopter Indonesia, Manohara, Ambalat, Kampanye Partai Politik, mari sejenak kita tenangkan diri, dan bersenang senang dengan trailer terbaru dari pixar yang dari previewnya saja sudah sangat menyejukkan. Sekali lagi,ini bukan iklan,ini berbagi kebahagiaan. judul film yang akan muncul ini adalah "UP" dari kerjasama pixar dan disney. Silahkan menikmati dan tinggalkan komen untuk berbagi kebahagiaan.

05 June 2009

David Carradine, pemeran Kwai Chang Caine,Meninggal Dunia

Pagi ini bangung tidur, ternyata membaca di koran harian Jawa Pos, membaca salah satu jagoanku, Si david Carradine, Meninggal. yang aku baca seh, katanya ada dugaan bunuh diri. David Carradine yang terkenal lewat Pemeran Kwai Chang Caine, dan lewat film Kill Bill, itu meninggal di Thailand. Kalau ada keterangan atau informasi tambahan silahkan ditambahkan juga ya.
Saya Turut Berduka Cita

04 June 2009

Download Gratis mp3 terbaru Ritmic Traumatic , 320

Resmi mulai hari ini, kalian bisa mendownload gratis lagu single mp3 kami yang terbaru,320. Download dan sebarkan, dan jangan lupa untuk berkomentar tentangnya. Terima Kasih
download gratis di http://www.ritmic-traumatic.com . terima kasih.

03 June 2009

Ibu Prita Mulyasari dipenjara,tapi didukung ribuan orang di facebook

Baru pagi ini, saya membuka Facebook saya, sudah ada ajakan untuk bergabung dengan grup yang mendukung ibu prita mulyasari. Wah,wah, kalau julie estelle saya tahu, tapi kalau ibu prita ( kata orang surabaya, "mbok-e sopo iku?!)
Setelah ditelusur dan melihat berita berita acuan dari teman saya dari metro.vivanews.com, ternyata Ibu Prita ini adalah ibu yang ditahan di lapas wanita, karena mengeluarkan surat email pribadi ke temannya sehubungan dengan keluhannya terhadap RS Omni, tetapi setelah suratnya malah menyebar d milis2, eh....malah ibu omni ini dipidanakan oleh RS Omni.
Bagaimana kelanjutan kasusnya?! kita lihat saja, bisa2 mengalahkan kasus manohara ini.hahhaha.
Ada orang2 yang udah bikin group di facebook,malahan. coba di cek aja
Komnas Ham juga sibuk mengurus hak prita. Coba main aman saja deh, peperangan ini lumayan besar soalnya,hahaha
Ini isi Suratnya,yang saya dapat dari Facebook

RS OMNI DAPATKAN PASIEN DARI HASIL LAB FIKTIF.

Prita Mulyasari - suaraPembaca

/ist.
Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

02 June 2009

Akhirnya Manohara Kembali ke Indonesia,dan melakukan serangan balik


Beberapa Hari ini, Berita Manohara, Menjejali Kita terus. Informatif sekaligus melelahkan. FULL,Manohara semua. Tidak hanya sampai di batas infotainment saja, tetapi sampai ke berita resmi semacam liputan 6 di sctv. Lewat media elektronik dan cetak, Manohara tampaknya ada di atas angin sementara ini.
Ada beberapa pihak yang pro kontra tentang manohara ini, ada yang pro manohara ada juga yang kontra,contohnya teman2 saya yang mempertanyakan Tubuh Manohara yang tambah tambun saja setelah menikah dengan pangeran kelantan itu.
Tapi ada poin yang saya kira kurang pantas untuk disampaikan di Televisi. Manohara sempat menyinggung tentang penggantian dubes RI di malaysia.
Memang sangat disayangkan ,setahu saya, Pihak yang lebih andil besar adalah Pihak Kepolisian Singapura dan bahkan FBI (duh,duh, FBI aja sampai ikut), tapi kok malah Pihak Indonesia kurang andil untuk mengeluarkan Manohara yang notabene adalah warga negara indonesia dari MAlaysia itu.
Tapi tetap saja, hal tersebut kurang pantas, tapi tidak tahu lagi kalau memang hal itu diperlukan.
Bagaimana menurut Kalian?!